Proyek pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) atau kereta bawah tanah mulai menemukan titik terang. Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, berencana memutuskan proyek sepanjang 110.8 kilo meter senilai Rp 15 triliun itu pada Rabu 28 November 2012.
Keputusan diambil setelah PT MRT Jakarta mempresentasikan di depan Jokowi pada hari ini. Jokowi menganggap telah menemukan titik terang proyek yang membentang dari Lebak Bulus, Bundaran Hotel Indonesia, hingga Kampung Bandan, itu karena sudah mendapat data paling baru mengenai proyek yang sama di luar negeri. Nantinya, data tersebut akan dibandingkan dengan data yang dimiliki PT MRT.
Untuk memutuskan proyek besar di Jakarta itu, Jokowi bakal mengundang pemerintah pusat, antara lain Kementerian Koordinator Perekonomian Rakyat, Kementerian Perhubungan, Kementerian Keuangan, serta Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional.
Selama ini, Jokowi belum bisa memutuskan karena menurut dia PT MRT belum secara memaparkan gamblang proyek tersebut. Jokowi masih mempertanyakan pengembalian investasi atau return of investment. Dia juga ingin memastikan apakah perusahaan mampu mengembalikan dana tersebut dalam jangka waktu tertentu.
Permasalahan penumpang juga mesti dijawab oleh perusahaan. Prediksi penumpang berkaitan dengan besaran tarif yang akan diterapkan. Menurut Jokowi, harga tiket MRT sebenarnya mencapai Rp 38 ribu per penumpang. Namun perusahaan ingin memberi tarif di kisaran Rp 10-15 ribu per penumpang.
Hal ini berat diwujudkan. Alasannya, bakal butuh subsidi dua sampai tiga kali lebih besar dari harga tiket yang diinginkan. Mengenai pinjaman dana dari Japan International Cooperation Agency (JICA) untuk pembangunan tahap pertama koridor Selatan-Utara, menurut Jokowi, sudah tidak dapat diganggu gugat.
Keputusan diambil setelah PT MRT Jakarta mempresentasikan di depan Jokowi pada hari ini. Jokowi menganggap telah menemukan titik terang proyek yang membentang dari Lebak Bulus, Bundaran Hotel Indonesia, hingga Kampung Bandan, itu karena sudah mendapat data paling baru mengenai proyek yang sama di luar negeri. Nantinya, data tersebut akan dibandingkan dengan data yang dimiliki PT MRT.
Untuk memutuskan proyek besar di Jakarta itu, Jokowi bakal mengundang pemerintah pusat, antara lain Kementerian Koordinator Perekonomian Rakyat, Kementerian Perhubungan, Kementerian Keuangan, serta Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional.
Selama ini, Jokowi belum bisa memutuskan karena menurut dia PT MRT belum secara memaparkan gamblang proyek tersebut. Jokowi masih mempertanyakan pengembalian investasi atau return of investment. Dia juga ingin memastikan apakah perusahaan mampu mengembalikan dana tersebut dalam jangka waktu tertentu.
Permasalahan penumpang juga mesti dijawab oleh perusahaan. Prediksi penumpang berkaitan dengan besaran tarif yang akan diterapkan. Menurut Jokowi, harga tiket MRT sebenarnya mencapai Rp 38 ribu per penumpang. Namun perusahaan ingin memberi tarif di kisaran Rp 10-15 ribu per penumpang.
Hal ini berat diwujudkan. Alasannya, bakal butuh subsidi dua sampai tiga kali lebih besar dari harga tiket yang diinginkan. Mengenai pinjaman dana dari Japan International Cooperation Agency (JICA) untuk pembangunan tahap pertama koridor Selatan-Utara, menurut Jokowi, sudah tidak dapat diganggu gugat.
Namun, pinjaman berpotensi mengubah untuk pembangunan tahap kedua yaitu dari Bundaran Hotel Indonesia-Kampung Bandan. "Tahap kedua saja DED (detailed engineering design)-nya belum dilakukan," katanya.
Dia pun menginginkan pembangunan kedua tahap koridor Selatan-Utara ini dapat dipercepat hingga 2017. Untuk tahap pertama (Lebak Bulus-Bundaran HI), seharusnya rampung padai 2016. Namun Jokowi ingin rampung pada 2015. Sedangkan tahap kedua bakal dikebut sampai 2017. "Saya selesai, MRT juga selesai," ujar Jokowi.
Dia pun menginginkan pembangunan kedua tahap koridor Selatan-Utara ini dapat dipercepat hingga 2017. Untuk tahap pertama (Lebak Bulus-Bundaran HI), seharusnya rampung padai 2016. Namun Jokowi ingin rampung pada 2015. Sedangkan tahap kedua bakal dikebut sampai 2017. "Saya selesai, MRT juga selesai," ujar Jokowi.
No comments:
Post a Comment