"Terima Kasih, Pak Jokowi"

"Terima Kasih, Pak Jokowi"
Hidup kekurangan bukan impian setiap orang, begitu pula yang diinginkan Sukaesih (39), istri seorang nelayan warga Jembatan Dua Cilincing, Jakarta Utara. Meski hidup kekurangan, kini harapan muncul setelah Joko Widodo hadir di tengah masyarakat Jakarta dengan program-program yang prorakyat. 
Disambangi di kediamannya, Rabu (5/12/2012), Sukaesih berbagi kisah. Sukaesih adalah warga asli Jakarta yang menikah dengan Dodi (43). Kini mereka dikaruniai empat anak, yaitu Yogi Febriansyah (18) kelas X di SMA Negeri 110, Yola Octaviana (15) kelas VII di SMP Negeri 266, Ahmad Yusuf (9) kelas III di SD Negeri 10, dan si kecil Alena yang baru berusia satu bulan. 

Diakui Sukaesih, kehidupannya jauh dari kata cukup. Namun, harapan muncul ketika program-program Jokowi satu per satu menyentuhnya. 

"Saya lahiran gratis di Puskesmas Cilincing, imunisasi bulan pertama juga gratis, alhamdulillah karena ada kartu Jakarta sehat (KJS). Eh, abis itu si Yogi katanya dari sekolah suruh ngurus surat keterangan tidak mampu (SKTM), katanya mau dikasih kartu Jakarta pintar (KJP)," ungkapnya. 

Sebelum ada program KJS, Sukaesih ragu bisa menyekolahkan anak-anaknya sampai jenjang SMA. Namun, dengan program KJS Jokowi, dia optimistis anaknya bisa lulus sekolah menengah atas. Uang dari Pemprov DKI bisa membantu untuk membeli buku dan sepatu.

"Saya mana bisa beliin itu semua, makan aja kurang," katanya. 

Meski sudah merasakan langsung program-program unggulan dari Gubernur Jakarta yang baru, ada harapan lain yang diinginkan Sukaesih. Dia ingin bertemu langsung dengan Jokowi. Dia berharap Jokowi bisa melihat kehidupannya di Cilincing, Jembatan Dua. 

Nasib seorang nelayan 

Sementara Dodi Miskadi (43) sejatinya miris melihat anak-anaknya tumbuh besar dengan bermacam kekurangan. Sebagai seorang nelayan, Dodi mengaku berat menopang beban keluarga, tetapi dia ikhlas dan tegar menghadapinya. 

"Saya sudah 20 tahun lebih jadi nelayan, saya cuma tetap berusaha mencari nafkah untuk anak-anak buat makan dan sekolah, itu aja cukup," ungkapnya. 

Setiap sore, Dodi berangkat ke tengah laut mencari ikan bersama warga yang lain. Usahanya pun kadang tak membuahkan hasil. 

"Saya ke laut jam 5 sore, kalau dapat ikan cepat pulangnya tapi kalau enggak, ya udah pulang enggak bawa apa-apa. Pulangnya jam 6 pagi," tuturnya. 

Dikatakan Dodi, pendapatan hasil penjualan ikan hanya cukup untuk makan. Jika dapat ikan, dia bisa membawa pulang Rp 25.000 sehari. "Kadang sedih anak minta ongkos kurang, saya cuma nangis dalam hati," katanya lirih. 

Mendengar ada program KJS dan KJP, Dodi merasa tenang. Dia sangat terbantu dengan program Jokowi. Sekolah semua anaknya gratis. 

Dia bercita-cita menyekolahkan anaknya hingga perguruan tinggi. Namun, dia menyadari kemampuannya sebagai nelayan. Dia mengatakan hanya bisa berdoa.

"Semoga seterusnya Pak Jokowi bisa membantu orang-orang seperti saya, biar anak saya sekolah terus jangan sampe berhenti di jalan. Biar anak saya bisa jadi gubernur kaya Pak Jokowi," ujarnya.

No comments:

Post a Comment