Inilah Penyebab Proyek MRT Belum Direstui Jokowi

Ilustrasi
Meski sudah berkali-kali mega proyek Mass Rapit Tramsit (MRT) di paparkan, Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo hingga kini belum dapat merestui proyek warisan Fauzi Bowo itu.

Dalam rapat yang digelar sore tadi, terdapat sejumlah kejanggalan yang mengemuka serta mengenai hasil kajian yang masih simpang siur.

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menyatakan, proses tender baru dilakukan untuk jalur dari Al-Azhar Jakarta Selatan sampai Bundaran Hotel Indonesia (HI). Dan dalam tender tersebut pembangunan MRT menggunakan konsep subway.

"Baru itu yang ditenderkan, sisanya belum. Itu pun kami belum yakin, apakah warga mau punya terowongan dari Al-Azhar sampai HI," kata Basuki di Balaikota Jakarta.

Selain itu, Ahok mengaku khawatir kajian yang telah dilakukan hanya analisis kacangan, sehingga Ahok memutuskan agar Kementerian Perhubungan, Bappenas, dan PT MRT Jakarta untuk segera memberikan hasil kajian yang dapat dipertanggungjawabkan.

"Jangan-jangan cuma kajian dari studi yang belum disetujui. Maka, kami minta yang resmi dan akan kami publikasikan. Kalau belum ada kajian amdalnya, berarti semua ini hanya omong kosong," ujarnya.

Ditambah lagi dengan sumber pendanaan juga mendapat pertanyaan dari pengamat transportasi Darmaningtyas, yang meminta pemprov DKI dan pemerintah pusat membeberkan secara jelas dan transparan mengapa menerima tawaran pinjaman dari sebuah perusahaan asal Jepang.

"Logika saja, kalau setiap tahun harus mengeluarkan Rp3 triliun, saya kira Jakarta bisa. Menerima tawaran pinjaman seperti menawarkan diri kita untuk kembali dijajah," ujar Darmaningtyas.

Sekedar untuk diketahui, proyek MRT yang berjarak sekira 15km ini memerlukan dana tak kurang dari Rp 15triliun, dengan jalur yang melintas dari Lebak Bulus sampai Bundaran Hotel Indonesia.

No comments:

Post a Comment